SUARA ALAM
Oleh : Edwin Tinambunan
Kala sang surya terbit dari peraduannya
menyuarakan berjuta kasih dan impian
Pancaran sinarnya amat lembut
namun sangat tajam dan penuh daya
menembus ke haribaan sukmaku
Kedua mataku terbelalak
terjaga dari lelapnya tidurku
Perlahan-lahan kudengar gemericik air
menyapa suara kehidupan
menyelimuti pribadiku yang fana ini
mengajak suara hati tiap insan
untuk memulai lembaran hidup di dunia ini
Sejuknya sapaan angin
menyentuh ragaku yang gersang ini
Kudibawa terbang ke cakrawala
berselendangkan pelangi kasih
beratapkan awan gemawan
beriramakan kicauan burung
bersinggasanakan pegunungan nan hijau
bertahtakan udara pegunungan
Sekali saja aku terjaga dari khayalanku
sukmaku telah terbawa mimpi indah
Kenangan indah saat muda, saat kejayaanku
Kala manusia dan alam saling mencintai
saling memberi, saling melengkapi
membentuk harmoni cakrawala ini
Nyatanya saat ini, detik ini
manusia kehilangan kemanusiaannya
Pohon-pohon nan hijau bertumbangan
Udara mulai memanas dan menyengat
Air mulai keruh dan menghitam
Tanah meradang, berasapkan tebal
Binatang-binatang dibantai dengan brutal
dan manusia pun akan musnah
oleh kesombongan dan keserakahannya
Aku sedih dan malu
Di mana masa-masa indahku itu
Aku tertunduk lesu menutup muka
melihat sesamaku memperebutkan harta duniawi ini
Perlahan-lahan bulir-bulir air mata berderai
Aku terisak sangat dalam dan tertekan
bagi sesamaku ke haribaan sukmaku
Katanya manusia itu alat-Nya
nyatanya menjadi perampok di tengah hutan
Katanya manusia itu pengamal cinta kasih
nyatanya cinta diri dan pemerkosa alam
Oh... manusia di mana kemanusiaanmu
di mana cinta kasih sejatimu
di mana kebijaksanaanmu
Namun tiba-tiba seberkas cahaya nan lembut
menyejukkan hati dan jiwaku
“Di sini dan saat ini lepaskan segala batas-batasmu
Hempaskan pada hembusan angin Timur
Tenggelamkan pada lautan samudra luas
Biarkan alam ini sucikan kamu kembali
Sesungguhnya mereka hanya butuh cinta
Cinta sejati dari ibu untuk anaknya
Cinta memberi tanpa menuntut balas
Cinta pengorbanan bagi domba-dombanya
yang tanpa pandang bulu
Untuknyalah aku ada
Untukkulah dia ada
Kami saling mengadakan
Membentuk harmoni kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar